AHLUL KITAB MANA
YANG MASUK SURGA?
Prolog
Ayat
62 surat al-Baqarah sering dijadikan dasar bagi kalangan tertentu yang pola
pikirnya menuntut dirinya untuk membenarkan pluralisme agama dalam makna bahwa
semua agama benar. Secara eksplisit ayat tersebut memang menjelaskan bahwa
orang-orang yang beriman, Yahudi, Nasrani dan kaum Shabi’in akan masuk surga
tanpa ada rasa takut sedikitpun. Berdasar makna tersebut, disimpulkan bahwa
orang-orang Yahudi, Nasrani, kaum Shabi’in akan masuk surga karena telah
dijamin oleh Allah melalui ayat tersebut. Jika seseorang menyimpulkan demikian,
sebenarnya justru menunjukkan kedangkalan pemahamannya terhadap al-Qur’an, dengan
demikian kurang pantas untuk dijadikan panutan. Berikut ini uraian ayat
tersebut berdasar pada penjelasan Ibnu Katsir, dalam Kitab Tafsirnya, Juz I hal.
285-286.
Untuk
mendapatkan pemahaman yang memadai tentang makna dan maksud ayat, kita perlu
mengetahui sebab turun dari ayat tersebut. Karena itu, wajar jika Ibnu Katsir mengawali
penjelasan ayat tersebut dengan menyebutkan sebab turun ayat tersebut. Yakni
suatu ketika seorang shahabat -Salman al-Farisi- berdialog dengan Nabi saw. mengenai
teman-temannya dari golongan non Islam yang mereka itu melakukan shalat, puasa
dan juga mempercayai tentang kenabian Muhammad. Singkat cerita, Rasulullah menanggapi
pembicaraan Salman tersebut dengan jawaban bahwa mereka akan masuk neraka. Mendengar
jawaban tersebut Salman merasa berat. Kemudian turunlah ayat tersebut.
Lalu
mengapa ayat di atas menjelaskan bahwa mereka akan masuk surga? Yang dimaksud orang
Yahudi, Nashrani dan Shabi’in tersebut masuk surga adalah jika orang Yahudi
mengikuti ajaran nabi Musa dan ketika datang risalah Nabi Isa mereka
meninggalkan ajaran Musa dan mengikuti ajaran Nabi Isa. Selanjutnya demikian
pula bagi kalangan Nashrani akan masuk surga jika mereka mengikuti ajaran nabi Isa, hingga ketika telah datang risalah Nabi Muhammad mereka meninggalkan
risalah Nabi Isa untuk selanjutnya mengikuti Risalah Nabi Muhammad. Jika orang
Yahudi yang ketika datang Risalah Nabi Isa tidak mau mengikutinya, mereka akan
masuk neraka. Demikian pula jika kaum Nabi Isa ketika telah datang risalah Nabi
Muhammad masih berpegang pada risalah Isa dan tidak mau mengikuti ajaran
Rasulullah, masuk nerakalah mereka. Dari penjelasan tersebut tampak bahwa
orang-orang Yahudi, Nashrani, dan kaum Shabi’in yang masuk surga adalah mereka
yang konsisten dengan ajaran tauhid, dan setelah datang risalah nabi berikutnya
mereka meninggalkan risalah nabi sebelumnya untuk kemudian mengikuti risalah
Nabi selanjutnya. Dengan demikian konskwensinya, mereka yang mengikuti risalah
Nabi Muhammad sajalah yang akan masuk surga, karena mereka telah berislam,
telah berserah diri dengan apa yang datang dari Allah. Jika tidak, maka
predikat kafir akan selalu melekat pada diri mereka, sebagaimana dijelaskan
dalam ayat al-Qur’an yang lain (al-Maidah ayat 72-73), yang menjelaskan bahwa
orang yang meyakini Isa al-Masih sebagai Tuhan, serta meyakini bahwa Tuhan itu
Trinitas adalah kafir.
Epilog
Agar
tidak terjebak pada pemahaman sempit maka mendekati al-Qur’an tidak bisa
dilakukan secara parsial tanpa memahami hal-hal yang melingkupinya dan juga
munasabah ayat. Simpulan dari uraian singkat di atas adalah bahwa yang dimaksud
dengan kaum Yahudi, Nashrani, Shabi’in yang dijamin masuk surga adalah mereka
yang secara sukarela meniggalkan risalah nabi-nabi sebelumnya untuk selanjutnya
berkomitmen mengikuti risalah nabi terakhir, Rasulullah Muhammad saw. Meskipun
demikian kita sebagai sesama pemeluk agama tidak perlu merendahkan pemeluk
agama yang berbeda dengan kita. Saling menghargai, tidak saling memusuhi,
bekerjasama dalam kemaslahatan umat manusia perlu dikembangkan untuk mencapai
harmoni, tanpa mengurbankan keyakinan masing-masing. Karena harmoni tidak menuntut
dan tidak perlu mengurbankan keimanan kita masing-masing. Wallahu a’lam bi
al-Shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar