Kamis, 17 November 2011

Materi Tauhid (Persembahan Kepada Selain Allah)

PERSEMBAHAN KEPADA SELAIN ALLAH

Prolog

Di masyarakat masih sering kita jumpai perilaku-perilaku yang dilarang oleh ajaran Islam karena bertentangan dengan prinsip dasar tauhid. Baik tauhid uluhiyah maupun rububiyah. Perilaku tersebut khususnya menyangkut aspek keimanan. Seperti membuat persembahan sesuatu untuk "penguasa" (dalam arti yang mbaureksa) laut, untuk yang mbaureksa sawah, perempatan, pohon besar dan sebagainya.

Persembahan semacam itu biasanya ditujukan untuk mendapatkan berkah dari penguasa atau yang mbaureksa dari suatu tempat tertentu. Atau sering juga untuk menjauhkan diri dari perbuatan jahat dari yang dianggap mbaureksa wilayah tersebut.


Uraian

Salah satu perwujudan tauhid adalah menjauhi bentuk-bentuk persembahan kepada selain Allah. Persembahan di sini dalam arti mempersembahkan apa saja, entah besar atau kecil, entah barang atau ketaatan kepada selain Allah, dalam konteks maknawiy, bukan dalam konteks hasiyyi. Maksudnya adalah mempersembahkan sesuatu kepada suatu hal (selain allah) yang tidak ada hubungan sebab akibatnya secara materiil atau fisik, akan tetapi dianggap memiliki hubungan sebab akibat yang seakan-akan seperti ada hubungan sebab akibat dalam aspek materiil. Persembahan yang demikian itu adalah dilarang dalam Islam.

Perbuatan sebagaimana disebutkan di atas dapat dikategorikan sebagai perilaku syirik baik secara uluhiyah maupun rububiyah. Mengapa? Karena di satu sisi persembahan semacam itu meniscayakan adanya keyakina bahwa selain Allah ada yang berkuasa untuk memberikan manfaat (dalam arti maknawiy) dan juga selain Allah ada yang dapat memberikan madharat. Dengan keyakinan semacam itu, berarti seseorang telah melakukan penyimpangan dalam konteks tauhid rububiyah. Sementara itu pada sisi yang lain, persembahan isemacam tu menunjukkan adanya keyakinan bahwa yang patut diberi persembahan bukan saja Allah akan tetapi ada hal lain, yakni yang mbaureksa tersebut.

Dalil

Secara jelas Allah menjelaskan larangan-larangan perbuatan syirik dan larangan menempatkan selain Allah baik sebagai rab maupun sebagai ilah. Karena yang selain Allah pada prinsipnya tidak mampu memberikan manfaat ataupun madharat kecuali hanya dengan izin Allah.

Uraian tersebut dapat kita simak dalam penjelasan beberapa dalil berikut ini:

ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين

Artinya: Janganlah kamu meminta kepada selain Allah, (yakni) sesuatu yang tidak memberikan manfaat kepadamu dan tidak dapat memberikan madharat kepadamu, jika kamu melakukannya maka kamu termasuk golongan orang-orang yang dhalim (QS: Yunus, ayat 106)

وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو وإن يردك بخير فلا راد لفضله يصيب به من يشاء من عباده وهو الغفور الرحيم

Artinya: Jika Allah menimpakan kepadamu suatu madharat maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia (Allah), dan jika (Dia) memberikan kebaikan kepadamu maka tidak ada yang dapat mencegah keutamaan-Nya, (Dia) menimpakannya kepada orang yang Ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, dan Dia Maha Pengampun dan Maha Rahim. (QS: Yunus, 107)

عن طارق بن شهاب أن رسول الله صلعم قال: دخل الجنة رجل في ذباب ودخل النار في ذباب قالوا كيف ذلك يا رسول الله؟ قال مر رجلان على قوم لهم صنم لا يجوزوه أحدحتى يقرب له شيأ فقالوا لأحدهما قرب قال ليس عندي ما أقرب قالوا له قرب ولو ذبابا فقرب ذبابا فخلوا سبيله فدخل النار وقالوا للاخر قرب فقال ما كنت لأقرب لأحد شيأ دون الله عز وجل فضربوا عنقه فدخل الجنة

Artinya: Dari Thariq bin Syihab sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “seorang laki-laki masuk surga karena seekor lalat, dan seorang laki-laki masuk neraka karena seeokor lalat”. Para shahabat berkata: “Bagaimanja hal tersebut (terjadi) wahai Rasulullah?. Rasulullah bersabda: “Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum. Kaum tersebut memiliki sebuah patung berhala yang mana tidak seorangpun dapat melewatinya sampai dirinya mempersembahkan sesuatu kepadanya. Maka kaum tersebut mengatakan kepada salah satu dari keduanya, berilah persembahan (bertakarrublah) kepadanya atau untuknya. Berakata (salah satunya): “Saya tidak memiliki apa-apa untuk saya persembahkan kepadanya. Mereka berkata kepanya: “Bertakarrublah (persembahkanlah) untuknya, walaupun hanya dengan seekor lalat. Maka dia mempersembahkan (lalat kepada patung berhala tersebut), maka bebaslah perjalanannya, di masuk neraka. Kemudian mereka mengatakan kepada yang lainnya (lelaki satunya), bertakarrublah (persembahkanlah) kepadanya. Maka lelaki tersebut berkata: “Saya tidak akan mempersembahkan sesuatu kepada seorangpun selain kepada Allah Azza wa Jalla. Maka mereka memukul lehernya dan masuk surgalah ia)


Simpulan

Dari uraian dan dalil di atas, dapat kita simpulkan bahwa mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah (dalam konteks maknawiy) dengan maksud untuk mendapatkan manfaat atau menjauhkan diri dari madharat dari yang kita persembahi tersebut, jelas merupakan perbuatan syirik. Karena itu harus dijauhi dan ditinggalkan tanpa menunda waktu. Jika di masyarakat masih terjadi hal-hal semacam itu, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab kita untuk meluruskannya. Tentu saja dengan cara yang bijak tidak destruktif dan tidak menimbulkan hal-hal yang justru tidak diinginkan.

Tidak ada komentar: